"Kami sebagai warga sangat resah, karena mengganggu ketertiban dan kenyamanan warga di desa kami," ujarnya.
Warga merasa miris, lantaran warung yang berjejer di pinggir jalan ini semakin marak dan tidak ada tindakan tegas dari aparat pemerintah setempat.
"Kami mengancam bila nantinya kembali beroperasi, kami warga akan melakukan pembongkaran warung-warung yang dijadikan ajang prostitusi itu," tegasnya.
Sementara Camat Kersana Ahmad Rohmani menyatakan, pihaknya juga melakukan penutupan warung dengan memasang tulisan "warung ditutup" disetiap bangunan warung yang berdiri di tanah lahan milik PT. KAI Daop 3 Cirebon dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Jawa Tengah.
"Sebenarnya kami juga dulu pernah melakukan penutupan dengan memasang stiker larangan tempat prostitusi dan pesta minuman keras. Namun, para pengelola warung ini membandel dengan beroperasi kembali," pungkasnya.
Editor : Miftahudin