get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Pilu Nenek Desti di Banjarharjo Brebes, Hidup Bersama Anaknya yang ODGJ 

Miris! Pasangan Lansia di Kersana Brebes Tak Mampu Beli Beras

Selasa, 19 September 2023 | 11:47 WIB
header img
Miris! Pasangan Lansia di Kersana Brebes Tak Mampu Beli Beras. Foto: Petra Akbar

BREBES, iNews.id - Potret kemiskinan masih menjadi momok di Kabupaten Brebes. Tasirun (78) dan Sukiyah (60), pasangan lansia yang hidup bersama satu cucunya yang masih remaja yang hidup dengan segala keterbatasan, bahkan tak mampu membeli beras.

Mereka tinggal di rumah tidak layak huni di Desa Jagapura Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes. Mereka hidup dari belas kasihan tetangga yang merasa iba. 

Pantauan langsung iNewsBrebes.id, pasangan lansia tersebut bahkan hanya mampu membeli minyak goreng seharga Rp. 2 ribu untuk memasak.

Pasangan tersebut, terlihat tersenyum ketika mendaptakan Bantuan Sosial (Bansos) beras 10 kilogram dari Bulog.

Semenara Cucunya, Kiki Andriyani (16) terpaksa putus sekolah saat kelas 2 SMP, demi membantu sang kakek bekerja untuk biaya hidup sehari-hari. Selepas putus sekolah, Kiki pun bekerja sebagai pelayan di warung makan. Untuk menyambung hidup, mereka mengandalkan beras bantuan dari pemerintah. Kadang pula, saat kehabisan beras mereka terpaksa sambat ke warung kecil. 

"Kalau beras habis ya nanti ke warung, hutang dulu. Kadang juga ada tetangga yang ngasih beras untuk makan. Untuk lauk ya seadanya saja," kata Tasirun ditemui di rumahnya di RT 03 RW 06 Desa Jagapura, Kersana Brebes, Senin (18/9/2023). 

Tasirun yang bekerja serabutan mengaku, dirinya bakal bekerja saat ada sambatan atau warga yang membutuhkan tenaganya. Kadang ia mencangkul dan dibayar Rp 60 ribu sehari. Uang itu ia gunakan untuk membayar hutang segala kebutuhan sembako di warung tetangganya. Di usianya yang renta, ia terpaksa harus terus bekerja demi bisa menyambung hidup.

"Kerja paling kalau ada panggilan. Ada yang nyuruh untik nyangkul ya nyakngkul. Untung masih kuat. Tapi kalau tidak ada panggilan ya di rumah saja," lanjutnya.

Kedua lansia ini hidup di rumah yang sempit dan tidak layak. Separuh dindingnya terbuat dari tembok dan separuhnya lagi dari anyaman bambu. Banyak atap yang bolong dan seringkali bocor saat hujan. Di Teras rumah yang tingginya kurang dari 1,5 meter ini terdapat tempat untuk mencuci piring. Terdapat dua kamar yang sempit dan pengap untuk mereka tiduri bersama cucunya.

Sementara untuk ruang tamu dan dapur menyatu di depan pintu kamar dan tanpa sekat. Untuk MCK, berada di belakang rumahnya dan terbuka tanpa atap dan pintu. Mereka juga harus menimba air di sumur tetangga yang jaraknya kurang lebih 50 meter untuk memenuhi kebutuhan MCK. Untuk listrik telah terpenuhi, hasil dari jerih payah sang cucu bekerja sebagai pelayan warung makan. 

"Kemarin listrik sudah dipasang dari cucu yang kerja di warung makan. Tapi untuk kebutuhan sehari-hari ya kadang kurang," tandasnya. 

Sementara itu, Ketua RT 03 RW 06 Desa Jagapura, Tarjono (53) mengaku dirinya sering meminta para tetangga Tasirun untuk sering membantunya. Hal ini lantaran usia Tasirun dan isterinya yang sudah renta tak memungkinkan untuk terus bekerja serabutan. Namun demikian, Tasirun tercatat sebagai penerima bantuan dari pemerintah, baik program BPNT maupun PKH. 

"Bantuan dari pemerintah ada, tapi tetap untuk kebutuhan sehari-hari mereka sering kekurangan dan tidak bisa beli beras. Bantuan juga tidak setiap bulan cair, biasanya cair tiga bulan sekali," pungkasnya. 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut