Fathurohmah menceritakan, kejadian berawal saat korban belajar di madrasah dan masing-masing korban mengalami pelecehan seksual. Terduga pelaku MK sering diraba-raba payudara dan alat kelamin para korbannya. Bahkan sebaliknya, korban juga diminta memegang dan meremas-remas alat kelamin terduga pelaku. Dari assesment ini, ada 15 korban yang terdata, namun ada dua korban lagi yang masih dalam konfirmasi.
"Ada informasi masuk lagi, kemungkinan ada dua korban lagi yang belum bisa dikonfirmasi. Orang tua korban sudah komitmen dari yang tadi hadir sebanyak 7 orang tua korban akan melaporkan ke aparat penegak hukum mau ke Polres Brebes," tandasnya.
Fathurohmah menyebut, terduga pelaku disebut mengalami kelainan seksual. Terduga pelaku juga diketahui belum pernah menikah meskipun usianya sudah 60 tahun. Saat didesak warga di kantor balai desa, terduga pelaku mengaku mencoba memancing libido dengan sasaran para muridnya.
Perangkat Desa Sengon, Akhmad Mubarok membenarkan adanya penggerudukan warga di kantor kepala desa. Sedikitnya ada 16 orang tua korban yang mendatangi kantor balai desa untuk melakukan klarifikasi terhadap terduga pelaku berinisial MK. Terduga pelaku koperatif dan mengakui perbuatannya di hadapan orang tua korban dan pemerintah desa. Ada 19 sampai 20 orang tua korban yang mendatangi kantor balai desa.
"Jumlah korban antara 19 atau 20 anak yang merupakan muridnya di madrasah. Mereka juga siswa kelas 3 dan 4 SD," pungkasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait