”Bersama petani dari Gapoktan Tani Subur Rengasbandung, kami menggunakan tenaga anjing karena sangat efektif di saat musim kemarau,” katanya.
Anjing pemburu tikus itu, lanjut Kades, memang dilatih sejak kecil untuk mengendus keberadaan sarang tikus dan menangkapnya saat keluar lubang waktu digali dengan kemungkinan keberhasilan yaitu 95 %.
Dirinya yang juga seorang petani, juga baru saja mengalami kerugian yang cukup lumayan karena serangan hama tikus. Bagaimana tidak, dari 1 hektar lahan yang ditanami jagung hanya bisa panen kurang dari 2 ton, sedangkan normalnya adalah 8 ton lebih.
"Menggunakan metode pengasapan kurang maksimal, jika dilakukan di musim kemarau. Hal itu, karena tanah banyak yang merekah sehingga asap banyak yang keluar melalui rekahan-rekahan tanah. Sehingga cara berburu menggunakan anjing inilah yang paling efektif," tuturnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait