get app
inews
Aa Text
Read Next : Gegara KIS Tidak Aktif, Keluarga Miskin di Brebes Tak Mampu Obati Anaknya

Pilu, Balita 2 Tahun di Brebes Alami Gizi Buruk

Senin, 31 Oktober 2022 | 22:39 WIB
header img
Balita berusia 2 tahun 8 bulan di Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes menderita gizi buruk. (Foto: Petra Akbar)

BREBES, iNewsBrebes.id Memilukan, Muhammad Salman Amrillah balita berusia 2 tahun 8 bulan di Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes menderita gizi buruk hingga badannya sangat kurus. Keluarga kurang mampu ini tidak sanggup membawa bayi berobat karena tidak memiliki biaya.

Anak pertama pasangan Ade Sunarto (39) dan Siti Salamah (32) ini memiliki badan yang sangat kurus. Jika balita normal pada umumnya memiliki bobot 12 kg pada usia 2 tahun 8 bulan, namun Salman hanya memiliki berat badan hanya 5 kg.

Bahkan, Salman panggilan akrabnya, tampak tinggal tulang terbungkus kulit. Leher bayi pun kecil hingga tidak mampu menopang kepala secara mandiri. Setiap kali digendong, kepala bayi harus ditopang dengan tangan supaya sejajar dengan badan.

Salamah, Ibu dari Salmam mengungkapkan, anaknya itu lahir normal. Saa itu Salman memiliki bobot 3,5 kg dan tidak memiliki kelainan apapun, namun ketika memasuki usia 7 bulan, anaknya menunjukkan perkembangan yang tidak normal dan semakin kurus.

"Saat lahiran bobotnya 3,5 kg dan sempat tumbuh normal. Mulai ketahuan itu ada penyakit setelah mau tujuh bulan. Saya sedang menyiapkan syukuran untuk 'udun udunan' (bayi mulai turun ke tanah untuk latihan berjalan). Sampai setahun lebih ternyata makin kurus dan sampai sekarang," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Senin (31/10/2022).

Salamah mengaku, tidak mengetahui penyakit yang diderita anaknya ini. Dia beralasan jarang memeriksakan anaknya ke klinik atau fasyankes lainnya. Alasan keterbatasan ekonomi menjadi faktor utama Siti Salamah jarang memeriksakan anaknya.

"Yang menjadikan bingung itu tidak tahu sakitnya apa. Dulu, sudah lama pernah periksa tapi katanya tidak ada penyakit, tapi kok malah tambah parah. Kalau mau periksa lagi tidak ada biaya," ucapnya.

Meski masuk keluarga miskin, keluarga ini tidak masuk program BPJS PBI yang dibiayai pemerintah. Malahan, kata Salamah, dirinya sempat menjadi anggota BPJS mandiri.

"Kalau BPJS yang PBI tidak masuk. Malahan pernah ikut yang mandiri, tapi sudah lama tidak pernah membayar iuran," ungkapnya.

Dirinya berharap, bisa memiliki BPJS PBI agar tidak dibebani biaya berobat anaknya.

"Selama merawat anak ini, beberapa kali periksa dengan biaya sendiri. Tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Penginnya sih dapat BPJS PBI untuk keperluan berobat anak," harapnya.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut