BREBES, iNews.id - Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes, mengeluhkan mahalnya harga bibit bawang merah. Selain itu, keberadaannya juga langka.
Akibatnya, para petani bawang merah tersebut terancam tidak bisa menanam bawang merah kembali. Padahal pada periode Maret - April, diperlukan banyak benih lantaran sudah masuk masa tanam bawang, pasca panen padi.
Seperti petani bawang merah di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, mereka belum memiliki rencana menanam bawang. Alasan mereka karena harga benih yang mahal dan susah diperoleh.
Ribad (60) petani bawang asal Krasak Brebes mengemukakan, saat ini dirinya dalam keadaan sangat terpuruk. Lahan bawang seluas seperempat hektar terendam banjir. Alih alih dapat untung, Ribad mengaku rugi puluhan juta rupiah.
"Tanaman seluas seperempat hektar kebanjiran kemarin, padahal sudah umur 40 hari. Hari ini saya cabut (panen) meski belum umur, dari pada mati. Rencana dijual bantingan kalau laku," ungkap Ribad ditemui saat memanen bawang, Senin (6/3/2023).
Jika harga normal Rp.24 ribu per kilo, hasil panen milik Ribad ini diprediksi bakal laku hanya Rp.10 - 12 ribu per kilo. Selain belum cukup umur, bawang yang terdampak banjir tidak akan bertahan lama, sehingga harganya jatuh.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait