BREBES, iNews.id – Pesta demokrasi 2024 sudah di depan mata. Dimana masing-masing pasangan calon dan partai politik telah melakukan kampanye. Namun demikian, diharapkan pelaksanaan Pemilu ini tetap dalam kedamaian. Hal itu disampaikan anggota DPR RI Andi Najmi Fuaidi dalam Forum Diskusi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Senin (29/1/2024) lalu di Hotel Anggraeni Jatibarang.
Menurut Andi, berbagai macam isu dan hoax bermunculan dalam masa kampanye yang berlangsung sejak 28 November 2023 lalu. Apalagi kini sudah masuk dalam kampanye terbuka, di mana masyarakat diajak ikut secara langsung dalam kampanye. Sehingga masyarakat harus paham makna dari Pemilu itu sendiri.
“Bangsa Indonesia sudah sepakat dengan NKRI, dengan sistem demokrasi yang dilakukan melalui Pemilu. Karenanya, mari kita ciptakan Pemilu yang damai. Tidak ada perpecahan, saling menghargai dalam perbedaan pilihan,” katanya di hadapan peserta forum yang berasal dari Tegal dan Brebes tersebut.
Menurut Andi, anggota Fraksi PKB itu, kegiatan forum diskusi ini sangat penting. Karena selain mengajak masyarakat memahami Pemilu secara langsung, juga mengajak untuk melek literasi politik. Selain Andi, forum diskusi publik ini juga menghadirkan Dr Niken Rosarita Widiastuti dan Muamar Riza Pahlevi.
Dalam kesempatan itu, Muamar Riza Pahlevi, mantan Ketua KPU Kabupaten Brebes menambahkan, politik dalam Pemilu sangat dinamis. Dimana, pasangan calon presiden dan juga partai politik yang bertarung berkampanye sangat ketat. Dengan melakukan kampanye dan startegi yang dipakai untuk memenangkan Pemilu.
“Harus diketahui, fakta terkini, dinamisasi politik bisa terjadi. Dimana banyak caleg yang pindah partai politik, hingga bikin partai baru. Dukung mendukung pasangan calon juga bisa berubah. Bahkan tiga pasangan capres dan cawapres, sebelumnya ada yang dukung mendukung dan sekarang saling bersaing,” jelasnya.
Karenanya, lanjut dia, masyarakat tidak perlu baperan dalam menyikapi Pemilu kai ini. Masyarakat harus menyambut dengan riang gembira. Tidakperlu saling membenci atau pun menjatuhkan hanya karena beda pilihan.
“Jangan terbawa perasaan saat memilih, biasa saja. Mereka yang dia atas juga santai kok,” pungkas Reza, yang sekarang aktif di Lembaga Independen untuk Demokrasi Indonesia (LIDINA).
Editor : Miftahudin