Sebelum adanya pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani, kondisi jalan yang rusak menyebabkan kesulitan mobiltas alat mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi pertanian dan hasil produksi, hal tersebut berkontribusi pada tingginya biaya produksi. Sehingga adanya kegiatan pembangunan/rehabilitasi jalan usaha tani sangat membantu petani dalam hal efisiensi biaya produksi.
“Sesuai dengan usulan oleh kelompok tani di kabupaten brebes, kami mengajukan program/kegiatan pembangunan jalan usaha tani dan irigasi air tanah dangkal dengan total nilai rp 4,1 milyard, dengan jumlah usulan kegiatan jut sebanyak 36 titik dan irigasi air tanah dangkal sebanyak 5 titik, tersebar pada kecamatan-kecamatan sentra bawang merah,” ungkap Urip.
Sementara Menteri Pertanian mendukung penuh Wagub Jateng yang mengajak petani tidak mudah tergoda untuk menjual lahan. Ia justru mengusulkan agar Wakil Gubernur mendapat penugasan khusus, dalam menangani persoalan alih fungsi lahan yang masif terjadi.
“Saya terima kasih Pak Wagub menyampaikan alih fungsi lahan. Orang banyak mengabaikan ini. Oleh karena itu, Pak Wagub sudah menyampaikan itu, udah luar biasa. Bahkan tadi langsung di pikiran saya, Pak Sekjen kita buat penugasan khusus dengan Keppres, nanti kita usulkan, untuk Wagub menangani hal-hal seperti itu. Itu di bawahnya ada kejaksaan, ada polisi,” kata Syahrul.
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan Kementan memiliki mitra taktis dan strategis sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi nasional, yakni petani Champion. Petani Champion adalah orang-orang terpilih yang dipandang mampu mengkonsolidasikan sumber daya yang ada untuk mendukung upaya pemerintah. Khususnya dalam menjaga pasokan dan harga kebutuhan pangan pokok yang rentan terhadap inflasi, seperti komoditas cabai dan bawang merah.
Lebih lanjut Mentan mengungkap betapa sulitnya menjaga kesuburan tanah untuk pertanian. Menurutnya, agar lahan bisa terus produktif, perlu kerja keras dan waktu yang tidak sebentar. Ia menilai, risikonya sangat besar apabila alih fungsi lahan yang tidak terkontrol.
Editor : Miftahudin