BREBES, iNewsBrebes.id - 14 perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah dan DIY di bawah koordinator Universitas Alma Ata Yogyakarta melakukan kegiatan pendampingan percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah melalui Program Gong Ceting atau Gotong Royong Cegah Stunting.
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam Gong Ceting adalah edukasi langsung kepada masyarakat melalui kegiatan pelatihan penyusunan menu gizi seimbang di 140 desa yang menjadi lokus stunting pada 14 kabupaten/kota prioritas di Jawa Tengah. Pendampingan ke-14 perguruan tinggi itu berjalan satu bulan lebih melalui kegiatan pengabdian masyarakat berupa Praktek Kerja Lapangan maupun Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT).
Pelaksanaan kegiatan pendampingan di Kabupaten Brebes dilaksanakan oleh Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan menerjunkan sebanyak 99 mahasiswa Prodi Gizi yang tersebar di 10 desa dari 4 kecamatan. Antara lain Kecamatan Brebes (Desa Pulosari, Padsugih, Pemaron), Kecamatan Bulakamba (Desa Cimohong dan Dukuh Lo), Kecamatan Losari (Desa Kecipir dan Prapag Kidul), Kecamatan Kersana (Desa Jagapura, Limbangan, Sutamaja).
Puncak dari keseluruhan kegiatan pendampingan oleh 14 perguruan tinggi tersebut adalah pencatatan rekor MURI berupa penyajian 14.000 ceting berisi makanan yang merupakan menu cegah stunting Program Gong Ceting hasil edukasi kepada masyarakat yang telah dilakukan mahasiswa selama kegiatan pengabdian masyarakat.
Dalam pencatatan rekor MURI tersebut, setiap desa yang diwakili 20 warga hasil binaan mahasiswa yang melakukan KKN/PKL, menyiapkan 100 ceting yang berisi sajian menu bergizi seimbang cegah stunting dengan jumlah total sebanyak 14.000 ceting yang dilaksanakan secara serentak di 140 desa lokus yang ada di Kabupaten Brebes, Magelang, Blora, Kendal, Sragen, Boyolali, Jepara, Pekalongan, Pemalang, Wonosobo, Demak, Klaten, Gobogan dan Kota Tegal.
Pencatatan dan penilaian penyajian 14.000 ceting secara serentak oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) tersebut dilaksanakan melalui aplikasi zoom dan youtube dengan pusat kegiatan di Kabupaten Magelang. Menyertai kegiatan pencatatan MURI tersebut, di setiap kabupaten/kota diadakan juga Deklarasi Gong Ceting yang ditandai pemukulan gong oleh bupati atau pimpinan daerah lainnya dan penyerahan sertifikat Desa Gong Ceting.
Acara di Kabupaten Brebes, sekaligus juga penarikan kembali sebanyak 99 mahasiswa Prodi Gizi Unnes yang telah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan lebih di 10 desa 4 kecamatan.
Kepala Baperlitbangda Brebes, Apriyanto Sudarmoko mewakili Bupati menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pihak Unnes yang telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Brebes dengan fokus pendampingan percepatan penurunan stunting di 10 desa prioritas dengan angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.
"Kami terus mengupayakan penurunan stunting di Kabupaten Brebes dengan berbagai cara termasuk bekerja sama dengan perguruan tinggi baik dalam bentuk pengabdian masyarakat maupun melalui riset/penelitian," ujarnya, Senin (28/11/2022).
Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting, Pemkab Brebes telah menetapkan desa prioritas percepatan penurunan angka stunting. Berdasarkan SK Bupati Nomor 050/607/2022 tentang Penetapan Desa Prioritas Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Brebes.
Sebanyak 49 desa masuk dalam prioritas percepatan penurunan stunting. Upaya percepatan tersebut mengingat saat ini Kabupaten Brebes masih menempati posisi ke-33 dari 35 kabupaten/kota yang memiliki angka stunting sangat tiggi di provinsi Jawa Tengah.
Melalui SK Bupati Brebes tersebut, upaya percepatan penurunan angka stunting diharapkan lambat laun akan berkurang melalui koordinasi dan sinkronisasi program kegiatan lintas sektoral dari hulu sampai ke hilir.
"Masing-masing memiliki peran dan tugas sesuai tugas dan fungsinya. Dari Baperlitbangda mendorong setiap OPD untuk bersama-sama sengkuyung melakukan intervensi melalui program dan kegiatannya dengan output penurunan angka stunting Kabupaten Brebes," jelasnya.
Menurut Apriyanto, Baperlitbangda terus melakukan pendampingan penyusunan program kegiatan agar apa yang direncanakan OPD termasuk kecamatan maupun desa benar-benar tepat sasaran dan menghasilkan keluaran penurunan angka stunting. Berdasarkan data yang ada di Baperlitbangda, terdapat 15 desa dengan prevalensi stunting lebih dari 20 persen dan 14 desa dengan balita stunting lebih dari 100 balita.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait