BREBES, iNewsBrebes.id - Demi bisa mengantarkan suami berobat ke rumah sakit, Aan Diniyati (40) rela berjalan kaki dengan mendorong kursi roda suaminya Nurohman (56) sejauh 10KM bolak balik dari rumah di Desa Kertabesuki, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes ke Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes.
Meski Nurohman tak berdaya, sang istri Aan Diniyati tetap menemani sang suami yang harus cuci darah dua kali dalam seminggu yakni hari Rabu dan Sabtu.
Ditemui media saat cuci darah di RS Bhakti Asih, Nurohman mengatakan, awalnya sebelum gagal ginjal dia menderita kencing manis pda 2016 lalu. Hingga akhirnya, dia mengalami gagal ginjal dan dokter menyarankan untuk cuci darah.
"Awalnya itu saya harus periksa rutin karena diabetes. Nah, pada 2016 itu kaki saya bengkak dan disarankan cuci darah hingga sekarang," ujarnya.
Ditempat yang sama sang istri, Aan Diniyati menuturkan kalau sebelum menikah, sang suami sudah menderita kecing manis. Dan mulai rutin cuci darah itu sejak kakinya bengkak pada 2016 lalu
"Mulai rutin cuci darah itu pada 2016 lalu. Dokter waktu itu menyarankan untuk cuci darah, hingga sekarang," ungkapnya.
Diniyati menjelaskan, awal sang suami menjalankan cuci darah dua kali dalam seminggu. Namun, pada 2018 lalu kondisi sang suami sempat stabil dan kontrol cuci darah sekali dalam seminggu.
"Pada 2019 lalu, suami ngedrop lagi, jadi cuci darahnya dua kali dalam seminggu lagi hingga sekarang," jelasnya.
Diniyati menuturkan, selama melakukan cuci darah dia mengantar sang suami ke RS menggunakan kursi roda. Alasan dia mengantar sang suami untuk cuci darah menggunakan kursi roda karena tidak memiliki banyak biaya.
"Dulu pernah pakai bentor (becak motor) tapi uang buat banyarnya nggak cukup. Jadi, ya pakai kursi roda ke rumah sakitnya sejak 2020 lalu," jelasnya.
Saat ditanya kenapa tidak menggunakan mobil siaga di desa, dia menjawab, malu jika harus meminta bantuan menggunakan kendaraan tersebut. Pasalnya, sang suami harus diangkat-angkat saat akan periksa.
"Malu mas. Soalnya, kalau periksa itu suami saya diangkat-angkat. Jadi, saya gak mau merepotkan orang lain, sehingga milih pakai kursi roda ke rumah sakit," terangnya.
Dia mengaku, kursi roda yang digunakan untuk membawa sang suami periksa itu merupakan hasil pembeliannya. Dia rela mengamen untuk bisa membeli kursi rosa buat sang suami.
"Kalau dulu saya kerjaannya mbutik bawang merah. Ngga cukup buat beli kursi roda, jadi saya ngamen agar bisa tercukupi buat beki kursi roda," akunya.
Lebih lanjut, jika selama masa pengobatan sang suami dicover oleh BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI).
"Alhamdulillah, selama suami saya cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan. Jadi, tidak bayar," ucapnya.
Terpisah, Kepala Ruangan Hemodialisa RS Bhakti Asih Brebes Ahmad Muzaki menuturkan, untuk saat ini kondisi Nurohman cukup stabil. Hal ini lantsran yang bersangkutan rutin kontrol dua kali dalam seminggu.
"Awalnya ini yang bersangkutan menderita diabetes. Terus, kakinya bengkak dan gagal ginjal, jadi harus cuci darah," jelasnya.
Pihaknya mengungkapkan, selama melakukan cuci darah yang bersangkutan menggunakan BPJS Kesehatan PBI.
"Bahkan hingga saat ini Nurohman rutin melakukan cuci darah selama dua kali dalam seminggu," pungkasnya.
Editor : Miftahudin