get app
inews
Aa Text
Read Next : Terpilih Secara Aklamasi, Kompol (Purn) Suroto Nahkodai Persatuan Purnawirawan Polri Brebes

Belasan Sapi di Brebes Terjangkit Virus LSD, Peternak Rawan Merugi

Jum'at, 31 Maret 2023 | 14:06 WIB
header img
Petugas dari DPKH saat memberikan antibiotik pada sapi. Foto : Petra Akbar

BREBES, iNews.id - Belasan sapi milik peternak di Kabupaten Brebes terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit cacar sapi, akibatnya peternak di 5 Kecamatan di Brebes rawan merugi.

LSD sendiri menyerang pada bagian kulit sapi berupa benjolan pada sekujur tubuh sapi. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Brebes, drh Ismu Subroto mengatakan, kasus sapi terjangkit LSD di Brebes sudah terjadi sejak Januari awal tahun 2023. Kasusnya pertama kali ditemukan di Desa Kaliwadas, Kecamatan Bumiayu.

"1 ekor sapi pada Januari lalu terkonfirmasi terjangkit virus LSD di Kecamatan Bumiayu, bahkan kasusnya semakin menyebar di kecamatan laiinnya seperti Tonjong, Bantarkawung, Jatibarang, dan Ketanggungan," ujarnya saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (31/03/2023).

Ismu merinci, di Bumiayu 11 kasus, Tonjong 1 kasus, Bantarkwung 1 kasus, Jatibarang 4 kasus, Ketanggungan 2 kasus. Jumlah tersebut tersebar di beberapa desa di kecamatan tersebut sejak awal Januari hingga Februari, sementara untuk Maret belum ada kasus baru.

“Sebanyak 5 kecamatan tersebut merupakan wilayah yang sapi-sapinya ditemukan kasus LSD, dari total 17 kecamatan di Kabupaten Brebes. Sementara 3 sapi lain yang saat ini masih tergolong suspect ada di Kecamatan Ketanggungan," ungkapnya.

Ismu mengungkap, belum ada obat khusus untuk menangani LSD tersebut. Meskipun demikian, pihaknya sudah memberikan antibiotik ke sapi yang terjangkit LSD.

"Sampai saat ini memang belum ada vaksin khusus untuk kasus LSD ini, kami bahkan masih menunggu obat khusus penanganan LSD dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dampak dari LSD ini juga jelas mempengaruhi harga jual sapi yang menurun sehingga peternak dapat merugi," jelasnya.

Dibandingan dengan kasus PMK, lanjut Ismu, untuk kasus kematian LSD lebih rendah.

"Jika kasus PMK sekitar 70% pada ternak dewasa dan 90% pada pedet, sementara LSD hanya pada kerusakan organ dan karkas yang lebih massif. Untuk masa inkubasi PMK 3-7 hari sementara LSD 2- 28 hari," pungkasnya.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut