BREBES, iNews.id - Sedikitnya 1.932 siswa dari 12 sekolah dasar (SD) di Brebes akan mendapat makanan bergizi selama 25 hari dimulai Sabtu 9 November 2024.
Selain Kabupaten Brebes ada juga Kebumen, dan Wonosobo yang dipilih karena tergolong daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem yang tinggi.
Program tersebut disesuaikan dengan program prioritas Pemprov Jateng terkait penanganan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, serta stunting. Dimana prevalensi stunting untuk Kabupaten Brebes mencapai 21,6 persen, Wonosobo 29,2 persen, dan Kebumen 21,9 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Ineke Tri S mengungkapkan uji coba program tersebut menggunakan anggaran dari Pemprov Jawa Tengah dengan pagu anggaran Rp 750 juta.
"Iya Brebes dipilih oleh Provinsi salah satu pertimbangannya karena daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem. Untuk pagu anggarannya Rp 750 juta dari provinsi," ujarnya saat ditemui media di ruang kerjanya, Selasa (5/10/2024) sore.
Ineke mengatakan, pelaksanaan program makan bergizi gratis akan diterima 1.932 siswa dari 12 SD negeri. Terdiri dari 11 sekolah masuk wilayah Puskesmas Kalimati, dan satu di wilayah Puskesmas Brebes.
"Jadi ada 12 sekolah. Yaitu SDN 01, 03,04, 05 Banjaranyar, SDN 02 Kalimati, SDN 01, 02, 03 Krasak, SDN 01, 02, 03 Lembarawa, dan SDLB," ungkapnya.
Ineke menjelaskan selama kurang lebih 25 hari, siswa-siswi akan mendapat makanan bergizi yang menunya telah ditentukan oleh persatuan ahli gizi yang ditunjuk Pemprov Jawa Tengah.
"Jadi melibatkan persatuan ahli gizi yang akan menentukan menu makanannya. Sediktinya ada 10 jenis menu. Mengandung karbohidrat dan protein hewani hingga sayuran dan buah," paparnya.
Untuk penyediaan makanan, akan dikerjakan oleh jasa katering yang diseleksi oleh bagian pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
"Jadi pengadaan dalam proses memilah kesiapan penyedia, jangan sampai tidak sesuai yang diharapkan. Untuk katering mana saja masih diseleksi," ungkapnya.
Pihaknya, juga membentuk tim kontrol kualitas makanan di setiap sekolah. Mereka akan mengawasi sejak makanan dari katering hingga didistribusikan ke siswa.
"Jadi pengawasannya ketat," tegasnya.
Ineke menambahkan, selama 25 hari anak-anak diberikan makanan bergizi, selanjutnya akan diperiksa untuk mengetahui perkembangan gizinya.
"Selanjutnya anak-anak akan diukur perkembangan badan atau indeks masa tubuhnya. Karena pointnya ujicoba program ini untuk meningkatkan status gizi anak sekolah," pungkasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait