Kemenkes Ingatkan Masyarakat Soal Obat Sirup, Ini Penjelasannya

Dede Kurniawan
Kemenkes ingatkan masyarakat soal obat sirup, ini penjelasanya. (Foto: Ilustrasi/Ist)

JAKARTA, iNewsBrebes.id Kemenkes ingatkan masyarakat soal obat sirup, ini penjelasanya. Kementrian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hari dalam penggunaan obat, terlebih saat ini tengah marak kasus gagal gunjal akut.

Penyebab gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak Indonesia sampai saat ini masis misterius, kasus yang sudah banyak terjadi ini diduga diakibarkan adanya kandungan yang berlebih dalam obat sirup. Itu sebebnya masyarakat khususnya  Alhasil masyarakat, khususnya kaum ibu memiliki persepsi bahwa obat sirop berbahaya dan menimbulkan penyakit pada anak.  

Melihat banyaknya pandangan yang keliru tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerangkan bukan karena obatnya (obat sirop), melainkan kandungan dalam obat yang diduga jadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak. Kandungan dalam obat sirup tersebut yaitu etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). 

Dijelaskan kedua senyawa ini memang digunakan sebagai pelarut dalam obat sirup. Namun jika digunakan berlebih atau dikonsumsi melewati ambang batas maka efeknya bahaya pada ginjal. Diketahui minimal pemakaian atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.

"Sekarang mengerucut ya. Kami menemukan bahwa ada campuran obat bukan obatnya (obat sirop) ya tapi campuran obat sebagai pelarut yang ada dalam obat sirop tersebut (dugaan penyebab)," kata Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril dalam Siaran Sehat di YouTube RRI Net Official, dikutip Selasa (25/10/2022)

Lantas lebih bahaya EG atau DEG? 

Menurut ahli kesehatan, etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) sama-sama berbahaya. Hal ini terbukti dari sudah ada obat yang ditarik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengandung EG.

"Pertanyaan apakah EG bahaya? kalau sekarang kan sudah terbukti fatal. kalau DEG juga sebetulnya fatal itu kejadiannya dari November 1995 sampai Juni 1996 di Haidi yang gliserinnya terkontaminasi. Alhasil memakan korban meninggal lebih dari 75 orang,” kata Pakar Kesehatan, Prof. dr. Zubairi Djoerban kepada wartawan belum lama ini.  

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap senyawa yang diklaim berbahaya yaitu etilen glikol, ditemukan dari anak-anak mengidap gangguan ginjal akut misterius. Sehingga dapat dipastikan bahwa rusaknya ginjal karena senyawa tersebut.  

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network